Aku sengaja mem-posting tentang banjir Jakarta karena hampir seharian ini, aku membaca dan mendengar kabar tersebut. Sebelumnya, maafkan aku jika tulisannya cukup berantakan karena kepalaku sedikit pusing dan kedua mata sudah meronta-ronta untuk berbaring di ranjang.
Mungkin ini adalah salah satu banjir terparah yang dialami oleh Jakarta karena banjir sudah mencapai bunderan HI dan Istana Negara. Ada beberapa narasumber mengatakan bahwa banjir disebabkan oleh debit air sungai-sungai di Jakarta yang sudah meluap karena kedalaman sungai (contohnya: sungai Ciliwung yang awalnya berkedalaman 40 meter menjadi 8 meter) sudah berkurang drastis dan sampah berserakan dimana-mana. Ada juga yang bilang karena Jakarta itu dulunya rawa dan daratannya landai hingga tanah yang ada di atas Jakarta pun hasil urug. Abrasi per sekian cm setiap tahun pun tidak terhindarkan, dan muncul prediksi bahwa Jakarta akan tenggelam nanti. Ada pula yang mengatakan hal klise tetapi sebenarnya krusial yaitu kelalaian masyarakat dalam membuang sampah dan memelihara lingkungan sekitar (mengurangi daerah resapan, menghancurkan taman dengan membangun bangunan pencakar langit, dll.). Well, aku tidak harus memberi tahu prosedur sampah-sampah tersebut menutupi bendungan-bendungan dan sungai-sungai.
Karena ketidaksemrawutan ini, muncul ide untuk memindahkan ibukota ke kota besar lainnya, tetapi letaknya strategis, dekat laut, dan tidak ada gunung yang mengelilingi kota tersebut. Soekarno pun sudah merencanakan ide ini dan beliau hampir berhasil mewujudkan rencananya dengan memindahkan ibukota ke Palangkaraya sambil memanggil tim dari Uni Sovyet guna memperlancar pembangunan (for more details, read
this). Namun, sejak Soekarno lengser, pembangunan tersebut tidak dilanjutkan oleh Soeharto, dan tidak ada lagi ada isu pemindahan ibukota.
Alangkah baiknya bila Indonesia menerapkan prinsip yang dipakai oleh AS, China, Inggris yaitu memisahkan kota pemerintahan dan kota bisnis/industri (contohnya: Washington D.C. dengan New York, Beijing dengan Shanghai, London dengan Manchester) agar tidak terjadi pemadatan penduduk dan sentralisasi. Setelah dipikir-pikir, prinsip tersebut akan sulit diwujudkan di sini karena sudah terlalu banyak "permainan uang" antara pemerintah dan pembisnis di Jakarta yang dipertahankan sampai sekarang.
Aku mungkin tidak bisa menyumbang apapun bagi korban bencana banjir, tapi aku berdoa semoga banjir ini cepat berakhir karena banjir ini sudah memakan dua korban dan menghentikan roda ekonomi entah sampai kapan.
Current Song: Kings of Convenience - Love is No Big Truth