Wednesday, March 25, 2015

The Magnificent Complexity of Philosophy

Ada yang bilang bahwa mempelajari filsafat membuat kita dekat dengan Tuhan karena kita mempelajari akar dari segala ilmu. Ada yang bilang bahwa mendalami filsafat menjauhkan kita dari Tuhan karena kita mencari kebenaran. Apakah semua ini hanyalah konstruksi manusia demi tatanan masyarakat? Ataukah, memang benar ada?

Ah, jadi ikutan skeptis begini. Well, kalo kita tidak skeptis, semua informasi rekayasa pun kita telan bulat-bulat. Alasan kenapa aku tiba-tiba membahas filsafat karena aku mengunjungi perpustakaan Fakultas Filsafat sore ini. Aku berniat untuk meminjam buku karangan Fritjof Capra karena ibuku ingin membaca buku itu. Sayangnya, buku-buku yang ada di perpustakaan itu tidak bisa dipinjam.

Dua penjaga perpustakaan itu ngeliat aku kayak alien lagi berkunjung. Canggungnya ga tanggung-tanggung hahaha. Tapi, suasana pun menjadi cair pas aku ngasih tau aku dari kampus mana dan bapak penjaga perpustakaan menjelaskan peraturan mengenai buku-buku yang tidak boleh dipinjam. Aneh, emang ada apaan sampai ga boleh dipinjam begini? Akhirnya, bapak penjaga perpus mempersilakan aku untuk membaca-baca koleksi buku perpustakaan.

Padahal baru lemari pertama aja udah bikin aku tercengang.

Banyak buku-buku yang belum pernah kubaca atau kulihat sebelumnya, tetapi pengarang-pengarangnya benar-benar bikin aku excited. Hegel, Habermas, Leo Tolstoy, Albert Camus, bahkan St. Thomas Aquinas aja ada! Selain itu, ada Al-Quran dalam beberapa bahasa dan Injil (perjanjian lama dan perjanjian baru) dalam beberapa bahasa juga (bahkan, bahasa Sunda juga ada). Selain agama, perpustakaan ini menyimpan buku-buku mengenai filsafat, sains, feminisme, masalah mengenai dogma agama dan sosial, dan masih banyak lagi yang lainnya. Bener-bener betah di situ dan ga kerasa udah jam 3 (kebetulan hujan sudah berhenti turun waktu itu).

Pas pulang, aku disambut dengan latar belakang disertasi milik ibu yang sudah selesai. Filsafat, psikologi, dan fisika. Sub-atomik, hukum ketidakpastian Heisenberg, Schrodinger, fisika kuantum yang dicetus oleh Max Planck, pergerakan elektron, pengobatan...sumpah keren banget. Mudah-mudahan ibu bisa menyelesaikan disertasinya dalam jangka waktu dekat.

Aku merasa benar-benar amazed. Bener-bener takjub sama hal beginian, walaupun aku tidak mempelajari filsafat. Berasa kecil. Berasa kita pada tahun 2015 masih ibarat ngupas kulit apelnya doang. Kita baru nyentuh permukaannya doang. Entahlah, hari ini membuat kepala yang asalnya penat menjadi segar.

There's so many things to explore, to learn, and to experience. We even barely touch the scratch.

Jadi, kembali lagi. Apakah filsafat mendekatkanmu atau menjauhkanmu dari Tuhan? Menurutku, mendekatkan. Sekian (karena aku sudah mengantuk hahaha).