"Secercah
harapan setelah keluar dari penjara yang justru sirna begitu saja
karena harus kembali mendekam dalam penjara yang bernama lingkungan
sosial."
Pada awalnya, aku berniat mencari novel tenar asal Korea Selatan yang berjudul Please Look After My Mom karangan Shin Kyung-Sook. Namun, beberapa minggu setelah ditinggalkan untuk menunggu dana yang terkumpul cukup, novel itu sudah tidak dipajang lagi di rak. Sudah dicari di bagian rak novel lainnya pun tak ada. Agar tidak kecewa untuk pulang dengan tangan kosong, aku pun mencari-cari novel lainnya yang menarik untuk dibaca. Akhirnya aku membeli novel berjudul Angel of Morning Star Club yang memiliki tekstur cover buku yang unik.
Angel of Morning Star Club karangan Lim Se-Hyuk menceritakan seorang lelaki muda bernama Lim Hwi-Chan yang merupakan mantan narapidana. Hwi-Chan dituduh sebagai pelaku dalam kasus perampokan, tetapi ternyata vonis yang dijatuhkan merupakan tuduhan yang keliru. Hwi-Chan adalah korban salah tangkap. Ia telah mengutarakan hal yang sebenarnya terjadi, tetapi tak ada satupun polisi yang mengindahkan pembelaannya. Setelah keluar penjara, Hwi-Chan kesulitan mencari pekerjaan karena label mantan narapidana. Lim Hwi-Chan hampir patah arang dalam hidup hingga ia menemukan keberadaan klub Morning Star yang ditujukan untuk para mantan narapidana.
Sebelum memulai untuk membaca novel ini, aku agak khawatir karena ada satu reviewer yang menyebutkan bahwa plot cerita ini lambat dan kurang klimaks. Namun, seusai membaca novel ini, perasaan menjadi hangat karena ceritanya yang membahas kemanusiaan dan diskriminasi. Angel of Morning Star Club memberitahu pembaca bahwa mantan narapidana juga harus diperlakukan selayaknya seperti manusia. Tidak semua mantan narapidana akan selalu mengulang kejahatannya, ada juga yang ingin mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Memang buah pikiran tadi terdengar naif, tetapi terdengar lebih tidak adil jika rakyat biasa tidak diperbolehkan untuk sekolah dan bekerja menafkahi keluarganya hanya karena suatu label menggantung di punggungnya.
Untuk pembaca yang ingin menyantap sajian novel yang heartwarming, novel ini boleh dicoba. Membaca novel ini seperti menikmati drama Korea, tetapi karakter utama di novel ini tidak begitu cengeng dan berhasil bangkit dari keterpurukannya. Aku juga menyukai karakter Lim Hwi-Chan yang easy-going, tetapi rela berkorban demi orang-orang yang dicintainya. Gaya penulisan Lim Se-Hyuk tergolong sederhana, tetapi mudah dicerna oleh pembaca. Karena hal itu, aku selesai membaca novel ini hanya dalam hitungan seminggu lebih.
Rating: 3.8/5