Liburan semester pun yang berkisar 3 bulan pun tiba dan aku akhirnya mempunyai kesempatan untuk menonton film-film yang sudah di-donlot ataupun yang ada di dalam DVD. Kemarin aku menonton dua film yang cukup bertema berat, tetapi benar-benar menyentuh dan aku menyarankan bahwa dua film itu very recommended untuk ditonton. Film-film tersebut adalah A Beautiful Mind dan Mr. Nobody.
Pertama aku akan membahas A Beautiful Mind yang aku tonton pada sore hari bersama dengan sebungkus keripik kentang rasa barbeque. A Beautiful Mind, karya Ron Howard (orang ini juga menyutradai Angels & Demons dan The Da Vinci Code) yang diangkat dari kisah nyata, mengisahkan seorang matematikawan bernama John Nash (dibintangi oleh Russell Crowe) yang melanjutkan studi di Universitas Princeton, Amerika. Laki-laki ini jarang membuat kontak mata dengan seseorang dan tidak sesukses teman-teman kuliahnya yang sudah membuat beberapa projek dan diterima di perusahaan-perusahaan besar. Setelah beberapa lama, ia akhirnya menemukan suatu teori ekonomi yang orisinil dan kemudian berhasil meraih gelar professor. Namun, hal-hal yang aneh mulai terjadi saat John Nash direkrut oleh Pentagon untuk memecahkan kode (oh yes, cryptography) demi mencegah meledaknya bom milik Rusia.
Overall, film ini keren banget! Aku juga sempat tertipu beberapa kali saat melihat orang-orang yang kukira nyata, ternyata itu hanya imajinasi John Nash. Alur cerita rapi dan jelas, tidak menimbulkan kebingungan sehabis menonton, twist yang oke, dan mempunyai pesan moral yang kuat. Yang aku salut juga adalah rumus-rumus Matematika yang ditulis sepanjang film itu rumus-rumus yang nyata (termasuk Riemann problem). A Beautiful Mind merupakan salah satu cerita sedih yang membahas orang-orang yang tidak bisa membedakan mana realita dan mimpi atau, dalam istilah kedokteran, gejala ini disebut skizofrenia.
Satu hal yang ingin disampaikan dari film ini adalah rasa pantang menyerah yang didorong oleh ambisius yang normal (karena ambisius yang berlebihan akan menghancurkan manusia, suatu kutipan dari Black Swan). Walaupun John Forbes Nash, Jr. menderita skizofrenia, dia berhasil bangkit dari keterpurukannya dan meraih penghargaan Nobel. Well, kesimpulannya film itu tidak harus megah dan elegan, tetapi dapat menyentuh hati dan pikiran penonton serta mengajarkan pesan kehidupan. :)
Pertama aku akan membahas A Beautiful Mind yang aku tonton pada sore hari bersama dengan sebungkus keripik kentang rasa barbeque. A Beautiful Mind, karya Ron Howard (orang ini juga menyutradai Angels & Demons dan The Da Vinci Code) yang diangkat dari kisah nyata, mengisahkan seorang matematikawan bernama John Nash (dibintangi oleh Russell Crowe) yang melanjutkan studi di Universitas Princeton, Amerika. Laki-laki ini jarang membuat kontak mata dengan seseorang dan tidak sesukses teman-teman kuliahnya yang sudah membuat beberapa projek dan diterima di perusahaan-perusahaan besar. Setelah beberapa lama, ia akhirnya menemukan suatu teori ekonomi yang orisinil dan kemudian berhasil meraih gelar professor. Namun, hal-hal yang aneh mulai terjadi saat John Nash direkrut oleh Pentagon untuk memecahkan kode (oh yes, cryptography) demi mencegah meledaknya bom milik Rusia.
Overall, film ini keren banget! Aku juga sempat tertipu beberapa kali saat melihat orang-orang yang kukira nyata, ternyata itu hanya imajinasi John Nash. Alur cerita rapi dan jelas, tidak menimbulkan kebingungan sehabis menonton, twist yang oke, dan mempunyai pesan moral yang kuat. Yang aku salut juga adalah rumus-rumus Matematika yang ditulis sepanjang film itu rumus-rumus yang nyata (termasuk Riemann problem). A Beautiful Mind merupakan salah satu cerita sedih yang membahas orang-orang yang tidak bisa membedakan mana realita dan mimpi atau, dalam istilah kedokteran, gejala ini disebut skizofrenia.
Satu hal yang ingin disampaikan dari film ini adalah rasa pantang menyerah yang didorong oleh ambisius yang normal (karena ambisius yang berlebihan akan menghancurkan manusia, suatu kutipan dari Black Swan). Walaupun John Forbes Nash, Jr. menderita skizofrenia, dia berhasil bangkit dari keterpurukannya dan meraih penghargaan Nobel. Well, kesimpulannya film itu tidak harus megah dan elegan, tetapi dapat menyentuh hati dan pikiran penonton serta mengajarkan pesan kehidupan. :)

No comments:
Post a Comment