"A lovely day! What a lovely day!"
Untuk me-refresh pikiran setelah belajar, aku akan menulis sebuah review film yang sedang booming pada minggu ini. Ya, dari judul postingan blog dan poster yang terpampang sudah terlihat jelas jawabannya yaitu Mad Max: Road Fury. Dibuat oleh sutradara yang juga membuat film Mad Max pada tahun 70-an, Mad Max: Road Fury adalah film action yang berhasil memompa adrenalin penonton selama dua jam pas. Namun, tak hanya ledakan, kejar-kejaran, baku tembak dan hantam yang ditawarkan oleh film yang spektakuler ini. Film ini juga menawarkan plot cerita yang cukup sederhana, tetapi berkesan di hati penonton.
Film ini bertema post-apocalyptic dan dystopia sehabis terjadi banyak perang besar demi memperebutkan sumber daya yaitu minyak dan air. Sebagian besar wilayah di dunia hanya berhamparkan pasir dan limbah. Karena sumber daya yang semakin menipis, masyarakat mulai kehilangan akal dan saling meneror siapapun untuk mendapatkan sumber daya bumi. Kehidupan seorang lelaki bernama Max Rockatansky (diperankan oleh Tom Hardy) yang penuh dengan penyesalan dan depresi, mulai berubah ketika ia diculik oleh segerombolan War Boys dan bertemu seorang wanita tangguh bernama Imperator Furiosa (diperankan oleh Charlize Theron).
Imperator Furiosa menjadi karakter wanita favoritku, sama seperti Motoko Kusanagi dari Ghost in the Shell dan Lightning dari Final Fantasy XIII. Mad Max: Road Fury menghadirkan banyak karakter utama yang ingin berjuang, bertahan hidup, dan mencari keluarga mereka yang terpisah-pisah karena perang besar. Setting dunia yang ada di Mad Max: Road Fury sangat merepresentasikan dunia realita yang memaksa setiap penghuninya untuk terus bertahan hidup dan berjuang, terlepas dari post-apocalyptic dan tema steampunk. Banyak film action yang seperti angin lalu bagiku, tetapi tidak untuk film ini. Jadi, film ini sangat direkomendasikan untuk ditonton. Film ini memiliki komposisi action-packed dan drama yang pas. Tidak ada cliche dan tidak ada humor yang dipaksakan.
No comments:
Post a Comment