Monday, July 6, 2015

The Midnight Sun: Leslie Cheung

Biasanya, aku tidak terlalu memerhatikan film-film produksi Hongkong dan aku pun tidak pernah menjadi fans aktor/aktris Hongkong. Jika salah satu channel televisi sedang menayangkan film Hongkong yang telah di-dubbing dengan bahasa Indonesia, aku sekedar menikmati beberapa adegan yang kaya akan action sequence pertarungan dengan tangan kosong. Selain itu, aku kadang-kadang tertawa terpingkal-pingkal menyimak aksi slapstick para pemeran film komedi Hongkong. Aku menganggap bahwa film-film Hongkong itu hampir setara dengan Bollywood. Sejauh ini, hanya ada satu film Hongkong yang berkesan di hati yaitu Kungfu Hustle yang disutradarai oleh Stephen Chow. Sudah. Tidak kurang, tidak lebih. Film-film Hongkong lain yang telah lalu-lalang tanpa henti di belantika pertelevisian Indonesia, tidak ada yang sanggup mencuri selera filmku yang cukup tinggi.

Mindset-ku mengenai perfilman Hongkong pun banting setir ketika aku mengenal seorang sosok bernama Leslie Cheung.


Melalui salah satu episode Running Man yang berlatar tempat di Hongkong, aku diperkenalkan lagu soundtrack film A Better Tomorrow berjudul Love in the Past Years yang dilantunkan oleh Leslie Cheung. Aku pun iseng mendengarkan lagu orisinilnya di YouTube dan suaranya Leslie Cheung memang indah. Suaranya tidak terlalu keras, tidak terlalu kasar seperti kebanyakan lelaki bernyanyi, tetapi bening dan mengalun. Aku pun memutuskan untuk menonton film A Better Tomorrow untuk melihat aksi lihai Leslie Cheung dalam memerankan seorang polisi muda. Setelah menonton, kuakui Leslie Cheung memang tampan dan anehnya, aku menangkap suatu kesan sensual yang mengerubungi figurnya seperti aura. Apalagi saat Leslie Cheung berpose sembari mengisap sebatang rokok, kesan sensualnya makin menjadi-jadi. He looks like a sassy master, but he's such a mysterious guy.


Selain penampilan dan suara, Leslie Cheung juga sangat multitalenta dan aktingnya pun tidak main-main. Sejauh ini, Leslie Cheung sering memerankan peran protagonis yang sedang mencari jati diri atau protagonis yang sedang merasa kesepian dan hampir depresi. Bahkan, ia dianggap sebagai salah satu aktor Hongkong yang berani mengambil peran seorang pria gay di film Happy Together dengan Tony Leung Chiu-Wai sebagai lawan main. Leslie Cheung sempat menjadi idola di belantara wilayah oriental dan film Farewell My Concubine (film ini sudah di-review di halaman blog ini) sempat dinominasikan di Oscar berkat banyak prestasi dan kerja keras yang salah satunya adalah performa Leslie Cheung.


Tak lama setelah sukses memerankan sebagai seorang pria gay di film Happy Together, Leslie Cheung pun melakukan coming out bahwa dia adalah seorang bisexual pada suatu interview di majalah Time (menurut beberapa narasumber, ia sebenarnya adalah gay). Jujur, pada titik ini, aku sangat salut kepada Leslie Cheung yang mempunyai nyali besar. Ia tak takut untuk menjadi diri sendiri di hadapan publik. Ia tidak merasa enggan untuk menyembunyikan orientasi seksualnya kepada fans dan media. Di daratan Asia, masih sedikit orang-orang yang berani melakukan coming out pada sekitar tahun 90-an. Oleh karena itu, aku sangat menghargai keberanian seorang Leslie Cheung. Akhirnya, Leslie Cheung bisa menjalin hubungan dengan seorang pria lain tanpa harus bermain petak umpet dengan dunia.

Leslie Cheung dan Tony Leung Chiu-Wai di film Happy Together

Namun, sepertinya lingkup publik Hongkong belum siap akan keputusan Leslie Cheung.

Aku sempat membaca berbagai pendapat dari para netizen di Internet, beberapa situs web terkenal, dan pengarang biografi Leslie Cheung tentang perlakuan media terhadap Leslie Cheung pasca coming out. Banyak sekali gosip menyebar yang memojokkan Leslie Cheung. Bahkan, pembawa acara salah satu penghargaan film membuat guyon mengenai kaum gay sembari kamera menyorot Leslie Cheung yang sedang duduk di bangku penonton. Entah karena alasan apa, Leslie Cheung pun sempat tinggal di Kanada untuk beberapa periode, tetapi ia tetap kembali ke kampung halamannya yaitu Hongkong.

Jika tak ada rasa kebahagiaan, semua akan terasa hampa dan tidak peduli seberapa banyak harta yang menggunung di rekening bank atau seanggun apapun penampilan di hadapan deretan kamera. Pada tahun 2003, Leslie Cheung dilaporkan lompat dari ketinggian 24 lantai pada salah satu hotel termasyur di Hongkong. Publik pun diguncang sekali lagi. Setelah diadakan konferensi pers, Leslie Cheung telah lama mengidap depresi dan sempat melakukan percobaan bunuh diri sebelumnya. Menurut pihak manajer Leslie Cheung, ada suatu gangguan dalam otak Leslie Cheung yang memicu penyakit depresi. Meski begitu, banyak orang menduga bahwa Leslie Cheung bunuh diri karena ia sudah tidak tahan pada media Hongkong yang sangat defensif terhadap dirinya. Perlakuan media ini terus berlanjut semenjak pasca coming out hingga di tahun ia mencabut nyawanya sendiri.

Sampai sekarang, Leslie Cheung telah mewariskan berbagai prestasi dan menelurkan inspirasi bagi para penyanyi dan aktor. Ia telah disebut-sebut sebagai bapak pendiri genre musik Cantopop. Leslie Cheung pun terkenal sebagai penyanyi yang menyumbangkan keindahan suaranya bagi soundtrack film yang juga dibintangi olehnya. Akhirnya, aku menobatkan Leslie Cheung sebagai aktor Hongkong favorit. Aku juga ingin berterima kasih kepada Leslie Cheung telah mengenalkan film-film Hongkong yang tak hanya bergenre action, tetapi juga drama hingga film yang bertema LGBT.

Miss you much, Leslie Cheung.

 

No comments:

Post a Comment