"Desperate times, desperate measures, Sir."
Film ini merupakan film action perdana yang kutonton dua kali berturut-turut di bioskop. Aku sering berpendapat bahwa film bertema action jarang bisa dinikmati lebih dari sekali karena plotnya yang kadangkala sederhana dan action sequencenya yang sangat intens sampai harus mengatur napas karena tegang (contoh Mad Max: Fury Road). Berbeda dengan film-film yang pembawaan plotnya santai atau film yang penuh dengan misteri pelik seperti Interstellar dan Memento, aku telah menonton Interstellar sampai empat kali dan tidak pernah merasa bosan. Aku pun memutuskan untuk menikmati Mission: Impossible yang ke-5 karena Tom Cruise tidak menyewa double stunt ketika ia melakukan adegan berpegangan pada pintu pesawat terbang di ketinggian 5000 kaki. Teman-temanku pun menjuluki Tom Cruise sebagai Jackie Chan-nya Hollywood.
Mission: Impossible – Rogue Nation menceritakan misi baru Ethan Hunt (diperankan oleh Tom Cruise) untuk membasmi sebuah organisasi kriminal bernama The Syndicate yang telah berhasil membuat kekacauan di sejumlah kawasan dunia. Seperti biasa di awal setiap film Mission: Impossible, Ethan Hunt diberikan voice message tentang ringkasan misi barunya dan voice message tersebut akan meledak dalam hitungan lima detik. Yang membuat rutinitas itu berbeda di film ini adalah voice message itu bukan datang dari organisasi IMF tempat Ethan Hunt bekerja, melainkan dari The Syndicate itu sendiri. Pada momen yang bersamaan di negara yang berbeda, IMF secara resmi dibubarkan karena dinilai telah melanggar aturan ketika IMF melaksanakan beberapa misi terakhir. Berbagai misi pun diserahkan kepada CIA dan CIA akan tanpa lelah mencari keberadaan Ethan Hunt. Bersama rekan-rekan dekat Ethan Hunt, mereka pun berambisi untuk menghancurkan pilar The Syndicate dan ketuanya yang bernama Solomon Lane (diperankan oleh Sean Harris) tanpa bantuan siapapun. Di tengah misi yang sedang berlangsung, Ethan Hunt bertemu dengan Ilsa Faust (diperankan oleh Rebecca Ferguson), seorang anggota The Syndicate yang juga mengambil peran sebagai double spy untuk badan intelijen Inggris. Ilsa Faust memiliki tujuan sama seperti Ethan Hunt yaitu mengincar Solomon Lane.
Banyak orang yang menilai bahwa plot Mission: Impossible – Rogue Nation tidak seseru predesesornya, tetapi karakter-karakternya lah yang membuat film ini patut diacungi jempol. Salah satu karakter yang paling tidak terduga di depan mata penonton adalah Ilsa Faust. Tidak ada satupun yang tahu kepada siapakah Ilsa akan berpihak hingga penghujung film. Rasanya Ilsa yang malah menjadi peran protagonis di film ini dibandingkan Ethan hahaha. Meski begitu, aku pun salut pada sikap Ethan yang konsisten dan setia dengan rekan-rekannya. Benji (diperankan oleh Simon Pegg) hadir dengan lawakan yang lebih kocak dan lebih badass. Hanya sayangnya, William Brandt (diperankan oleh Jeremy Renner) kurang mendapat porsi action dibandingkan film sebelumnya. Namun, aku maklumi hal itu karena William diawasi ketat oleh CIA sehingga hanya bisa mengontrol aktivitas Ethan Hunt dan rekannya dari jauh. Antagonisnya juga tidak kalah cerdik. Tidak perlu baku tembak di akhir film hingga salah satu pihak meregang nyawa, hanya dengan menyusun strategi di penthouse mampu membuat tim Ethan hampir frustrasi.
Dari segi adegan, action sequence yang ditawarkan tidak berlebihan, tetapi masih bisa dinikmati oleh penonton secara antusias. Acara kejar-kejaran motor, pegangan pintu pesawat, dan menyelam selama tiga menit membuat penonton was-was. Sekali lagi, tidak ada double stunt untuk Tom Cruise. Jadi, mari kita semua mengangkat topi untuk aktor yang satu ini. Akhir kata, film ini direkomendasikan untuk ditonton di bioskop.
*plays Mission: Impossible Theme*
Ah, one of the movie's themes that will be everlasting.